Jumat pagi (1/8), semua siswa SMA Lokon berbaris membentuk formasi huruf U. Pembina Apel pagi ini disampaikan oleh Wakasek Kesiswaan. Salah satu informasi ditujukan bagi siswa-siswi Matrikulasi.
"Hari ini ada acara pengenalan wilayah buat mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk memumpuk rasa memiliki dengan cara berjalan kaki menelusuri jalan mulai dari Kampus lalu menuju ke Wailan, tembus ke Tara-tara dan kemudian menuju ke Woloan dan dari Woloan lalu ke Kakaskasen dan kembali ke kampus Losnito"
Informasi disambut dengan sukacita oleh ke 19 siswa (satu ada yang sakit) Matrikulasi yang datang dari LPMAK Timika dan YPJ Tembagapura. Mereka adalah siswa-siswi penerima bea siswa dari Freeport.
Start dimulai dari depan Lobby. Para siswa di dampingi oleh Pak Eldad Tambun, Pak Stephanus Poluan, Pak Angelo Pontoh, Pak Nouvry Mokuan, Pak Hanny Tuerah, Pak Karel Konjongian dan Pak Tri Nugroho (Pembina Asrama Lokon Resort).
Sebelum mulai melangkahkan kaki menuju ke kampung-kampung terdekat, diadakan foto bersama di muka pintu gerbang. Tulisan SMA Lokon St. Nikolaus menjadi background foto bersama.
Tampak para siswa memanfaatkan untuk foto-foto melalui HP di sepanjang perjalanan. Ketika ada objek foto yang menarik, flash kamera tak hentinya menyala. Kenangan jalan-jalan masuk ke kampung menjadi bukti tersendiri.
"Selamat pagi Pak, Selamat pagi bu. Selamat pagi adek" adalah suara-suara yang meluncur begitu biasa untuk menyapa masyarakat. Sepanjang perjalanan selain keceriaan tanpa lelah, para siswa mencoba mempratekkan semboyan 5 S. Yaitu, Salam, Senyum, Sapa, Sopan, Satun kepada siapa saja yang dijumpai.
Budaya Lima S ini adalah budaya yang dikembangkan dalam mewujudnyatakan Kurikulum Berbasis Kehidupan.
Langkah kaki para siswa dan pendamping sudah melewati desa Wailan dan kini menuju ke Kayawu. Sejenak mereka berhenti di patung tokoh Lokon. Dengan gayanya yang khas masyarakat Papua, mereka beraksi di depan kamera yang dipegang oleh Pak Tri. Seru. Di sebelah jalan dari patun ini terdapat Gua Jepang. Sayang kami tidak diperbolehkan masuk karena sedang ada pengerjaan renovasi.
Memasuki desa Taratara, kendatangan rombongan kami sempah membuah heboh seluruh SD Negeri. Mereka berlarian keluar "seolah-olah" menyambut kedatangan kami dengan teriakan sukacita. Beberapa siswa tak kalah menanggapi sambutan anak-anak SD dengan tangan "toast" satu sama lain. Keramahan dan keriuhan itu tak luput dari jepretan kamera dan video. Untuk melihat videonya silahkan KLIK DI SINI.
"Hosha-hosha" terdengar suara dari pendamping yang artinya capek nih. Lalu kami istirahat di Gerea St, Padua Tara-tara untuk beberapa menit menghilang capek kami.
"Setelah ini kita jalan ke mana?" tanya Andre, salah siswa yang bertubuh kecil tapi lincah. "Belok kanan lalu ke atas ke desa Woloan" jawab pak Eldad. Setelah itu, Pak Eldad menghubungi driver sekolah supaya makan siang di antar di Pastoran Gereja Bunda Hati Kudus Woloan.
Dari Taratara menuju ke Woloan diwarnai dengan trekking yang menantang. Selepan jembatan kecil, jalan terus menanjak melewati persawahan yang indah. Suasana persawahan yang hijau menghibur hati dari kelelahan yang mulai lagi menggantung di kaki. Tapi para siswa ketika ditanya "capek nggak", selalu jawab "ah tidak Bapa".
Akhirnya kami tiba di pastoran Woloan. Kaki-kaki mulai dilemaskan dengan cara duduk dan kaki diselonjorkan dengan gerakan-gerakan kecil untuk melemaskan otot-otot. Tak lama kemudian makan siang tiba. Dan kami pun menyantapnya dengan lahap.
Setelah makan siang, jalan kaki dilanjutkan menuju ke arah jalan turun yang tembus ke Kayawu dan akhirnya satu bus menjemputnya dan kembali ke asrama Lokon dan asrama Lokon Resort.
0 komentar:
Posting Komentar