Tulisan ini disalin dari tutur kata siswa Matrikulasi yang bercerita tentang asal usul suku Kamoro. Setelah dicek, rupanya cerita itu sama dengan yang disalinulang oleh Stefanus Rahangiar (1995), yaitu salah seorang peneliti yang mengemukakan bahwa orang Kamoro berasal dari komodo yang terletak di sungai Binar di bagian Timur daerah Mimika.
Cerita ini bermula dari, ditemukannya sebutir telur oleh seorang anak kecil di tepi pantai. Kemudian sianak membawa kerumahnya. Telur tersebut tidak dimasak, tidak juga dirusak, malahan sianak menyimpan dan merawatnya. Selang beberapa hari kemudian telur tersebut menetas. Tetasan tersebut adalah seekor Komodo . Hari kehari, komodo tersebut bertumbuh dan lama-kelaman menjadi besar dan dewasa. Komodo yang besar tersebut, diluar dugaan memakan seluruh penduduk dikampung tersebut, yang tersisa hanya seorang ibu yang tengah hamil.
Setelah penduduk itu habis dimakan, Komodo itu beristirahat di sebuah pulau dekat Sungai Binar. Pada saat itu, Ibu tersebut melahirkan seorang anak laki-laki yang segera tumbuh menjadi seorang pemuda yang dewasa. Di sini anak tersebut mendengar cerita dari Ibunya tentang kejadian yang menimpa keluarganya. Maka timbul niat dari anak ini untuk balas dendam. Ibu itu bernama Mbirokateya sedangkan anaknya bernama Mbirokateyau.
Dalam upaya membunuh hewan Komodo, Mbirokateyau mendapat petunjuk dari para leluhurnya lewat mimpi. Mimpi ini mulai dijalankannya dengan mendirikan empat buah rumah berturut-turut, dari arah tepi pantai ke bagian darat. Rumah pertama(Kewa Kame), rumah kedua(Tauri Kame), rumah ketiga(Kaware Kame) dan rumah keempat(Ema Kame).
Rumah keempat ditempati oleh Ibunya dan rumah pertama ditempati oleh sianak ini sambil memukul tifa dan bernyanyi seakan-akan sedang berpesta. Hal ini dilakukan untuk memberi perhatian kepada Komodo tersebut, yang menyangka bahwa tidak ada manusia lagi disekitarnya. Situasi ini mengundang Komodo ini menyerang rumah tersebut. Saat hewan itu memporak-porandakan rumah, maka peralatan yang digunakan untuk menghujani tubuh hewanlah yang telah menyelamatkan sianak dari rumah kedua sampai rumah keempat, dan akhirnya Komodo ini mati terimpa alat-alat perang.
Kemudian si anak memotong dagingnya menjadi empat bagian dengan ukuran yang sama besar dan melemparkannya ke empat penjuru mata angin. Lemparan pertama kebagian Timur sambil berkata Umuru we yang kemudian dipercaya telah menjadi orang Asmat di Merauke. Lemparan kedua diarahkan kebagian Barat sambil berkata Kamoro we dan akhirnya tercipta manusia suku Kamoro. Lemparan ketiga ke arah Utara yang akhirnya tercipta orang pegunungan dan lemparan keempat diarahkan ke bagian Selatan sambil berkata Semopano we, yang akhirnya menjadi suku Sempan di Timika.
Diceritakan oleh siswa-siswa Matrikulasi SMA Lokon, yaitu Adreanus Onowane, Samuel Kora, Yosep Meraweyau, Angela Amisin.
0 komentar:
Posting Komentar