Jemput Siswa LPMAK di Bandara Samrat

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Mengenal Asrama (SMA) Lokon Resort

Asrama ke 4 adalah asrama yang berada di Lokn Resort yang tidak menyatu dengan Kampus Losnito.

Mencicipi Daging Bakar Ala Papua

Daging bakar ini mirip Bakar Batu, tradisi Papua untuk sambut warga baru yang masuk dalam komunitas perantau asal Papua.

Jelajah Desa Taratara, Woloan, Kayawu

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Video Siswa Matrikulasi di Taratara

Pengenalan Wilayah, program rutin bagi siswa-siswi Matrikulasi dari LPMAK.Kalai ini desa Wailan, Kayawu, Tara-tara dan Woloan yang dikunjungi.

Minggu, 29 September 2013

4 Siswa Kelas XI

TOMOHON, Losnito - Siswa kelas XI ada empat orang yang berada di Asrama Lokon Resort.
  1. Hendy Jamang
  2. Kristian Balinol
  3. Molio Mom
  4. Socrates Fatie 

Kamis, 26 September 2013

Alasanku, Menyukai Olah Raga

TOMOHON, Losnito - Setiap hari, kecuali Minggu, olah raga pagi sejak bangun tidur, adalah kewajiban setiap penghuni Asrama Lokon Resort.

"Kami dibangunkan pukul 04.45 wita. Sesudah bangun kami wajib berolahraga. Bukti bahwa kami memang olahraga, kami harus mengisi absen yang sudah disipkan oleh Pembina Asrama" ujar Apriton yang gemar push up di saat berolahraga.

Olahraga pagi sesudah bangun tidur sangat menyenangkan dan menyehatkan. Betapa tidak. Setiap pagi udara bersih pagi selalu kami hirup dan membersihkan paru-paru kami ketika kami berolahraga. Meski hanya berlari keliling lapangan, aktivitas pagi itu sungguh membuat badan kami hangat.

Pada saat itulah kami terbantu untuk mandi dengan kesegaran air pagi yang dingin. Itu kami lakukan setiap hari keuali Minggu dan libur.

Olah raga bagi orang Papua sudah menjadi kebiasaan. Aneh kalau orang Papua tidak mau berolahraga. Karena hampir semua Papua itu identik dengan olah raga.

"Dengan olah raga, otot kami kuat dan kencang. Dengan olah raga kami bisa tidur dengan nyenyak karena kecapekan yang didapat mendorong kami mudah untuk istirahat. Jadi kalau setiap saat kami membutuhkan waktu untuk olah raga kurang lebih itulah alasan kami" kata Hengky Omabak dan kawan-kawannya.



Kesempatan untuk berolahraga di Asrama Lokon Resort tersedia dengan melimpah. Maksudnya semua penghuni bisa berolahraga setiap saat kecuali waktu belajar. ALR memiliki fasilitas olahraga yang cukup memadai. Ada lapangan basket. Lapangan Volley, Lapangan bola atau futsal. Semua outdoor. Dan untuk bolanya juga sudah tersedia.

Karena itu, hampir semua siswa Papua suka dengan olahraga. "Aku suka olahraga terutama Basket, karena aku ingin menjadi pemain inti team basket sekolah sehingga bisa mengikuti iven-iven Basket seperti DBL atau kejuaraan lainnya" cerita Handy Jamang yang menjadi salah satu pemain inti teman basket Losnito dan pernah ikut dalam DBL 2012 yang lalu.

"Sepak bola aku suka karena banyak teman dan seru dibandingkan dengan basket. Tapi sekarang ini olahraga favorit sekolah-sekolah adalah basket. Aku ingin seperti Gabriel Senduk, salah satu pemain inti tim basket Losnito yang pada DBL lalu terpilih sebagai pemain terbaik dan sekaligus terpilih sebagai pemain yang dapat "bonus" untuk belajar ke Amerika bulan September ini" ungkap Andreanus yang masih duduk di Matrikulasi.

"Setiap hari mereka olah raga. Sepertinya, tak ada hari tanpa olahraga, Mungkin inilah keunikan orang-orang Papua"  jelas Rommy, guru olahraga.

Rabu, 25 September 2013

Kelas X IPA dan IPS


Kelas X IPA/IPS 2013
TOMOHON, Losnito - Jumlah siswa kelas X ada 19 siswa. Yang masuk IPA cuma satu siswa (Otto Tsuname) dan yang lain IPS. Dari ke 19 siswa kelas X, 8 siswa (huruf tebal) berasal dari YPJ (Yayasan Pendidikan Jayawijaya) dan yang lain berasal dari LPMAK.
  1. Alexander Mauneti
  2. Amianus Tsugumol
  3. Apriton Komagal
  4. Beni Beanal
  5. Elianus Bukaleng
  6. Felix Weyau
  7. Freddy Beanal
  8. Iko Charles B Wamang
  9. Jarinus Beanal
  10. Jhony Kibak
  11. Kertinus Bukaleng
  12. Lennis Yawame
  13. Metin Tsenawatme
  14. Natan Omabak
  15. Nataniel Natkime
  16. Nopinus Magal
  17. Otto Tsuname
  18. Perinus Omaleng
  19. Yohanes Mipitapo

Siswa Matrikulasi 2013



TOMOHON, Losnito - Inilah ke 14 siswa matrikulasi tahun jaran 2013/2014




  1. Andreanus Onowame  
  2. Banianus Jamawe
  3. Dominikus Feneturuma               
  4. Edgard Magal
  5. Eltianus Kiwak  
  6. Emanuel Pogalamun
  7. Hengky R. Omabak
  8. Kornelius Beanal
  9. Melianus JM
  10. Samuel M Pigai
  11. Samuel Romy Kora
  12. Thomianus Diwitau
  13. Yosep Meraweyau
  14. Yosias Jangkup









           


  



Segar Bugar Dengan Bangun Pagi 04.45

TOMOHON, Losnito - Matahari mulai merekah merah di ufuk Timur, persis di balik Gunung Mahawu. Meski lampu taman dan teras masih menyala. aktivitas Asrama Lokon Resort sudah berjalan. Burung-burung pun mulai terdengar bernyanyi dari tempat peraduannya semalam yaitu di balik pohon bunga Bougenville. Nyanyian burung di pagi hari itu juga terdengar dari pohon mangga, pohon pinus dan pohon pinang merah yang ada di sekeliling Asrama Lokon Resort (ALR).

Jarum jam sudah menunjuk di angka 04.45 wita. Itu tandanya bel berbunyi untuk membangunkan seluruh penghuni di ALR yang berada tak jauh dari Gunung Lokon.

"Selamat pagi. Good Morning. Guten Morgen. How are you today?" terdengar suara Bapak Deny Tuela sambil membangunkan 37 siswa yang menempati 7 kamar. "Mari olah raga pagi bersama, supaya sehat dan dinginnya pagi tak lagi membelenggu badan. Olah raga demi kesehatan badan" ujar Bapak Deny tak henti-hentinya membangunkan para siswa.

Berbagai macam reaksi siswa saat dibangunkan akan terdengar merdu dan menatang untuk tetap dibangunkan. Lokasi ALR yang berada di kaki Gunung Lokon Tomohon memang membuat udara di pagi sejuk, namun bagi yang tak terbiasa akan merasa dingin. Ini yang kadang menjadi alasan mengapa susah bangun tepat pada waktunya.

"Ayo lari satu putaran dulu baru tanda tangan kehadiran di buku" perintah Bapak Deny terhadap beberapa siswa yang sudah siap mau berolahraga pagi.

Absen Olah raga pagi adalah kewajiban setiap siswa untuk memastikan siapa-siapa yang sudah bangun pagi dan siap pergi ke sekolah. Tak hanya itu, pamong atau pembina asrama juga langsung mendapatkan informasi tentang siapa-siapa yang memang sakit. Apabila ada siswa yang tidak absen olah raga pagi tetapi bukan karena sakit, akan mendapatkan teguran atau sanksi. Bentuk teguran akan disampaikan pada waktu apel malam nanti.

Yang menarik dari kegiatan bangun dan kemudian dilanjutkan dengan olah raga pagi adalah penanaman nilai-nilai keteladan antara senior dan yunior. Memang kadang ada senior yang terlambat bangun atau karen alasan tertentu tidak bisa bangun cepat, namun kejadian ini membuat citra senior menjadi kurang baik di mata yunior.

Mengapa mereka bangun pagi 04.45 wita dan wajib berolahraga pagi? Jawabannya sederhana. Sejak SMA Lokon bediri 2002, bangun pagi dan olah raga pagi selain sudah menjadi aturan baku asrama juga tak sedikit yang merasakan betapa kebiasaan bangun pagi itu menyehatkan dan membuat badan siap untuk beraktivitas selanjutnya dengan segar.

Reaksi para siswa saat dibangunkan memang bermacam-macam. Selain nyaman karena masih ngantuk di tambah udara dingin juga ada yang jelas-jelas malas bangun. Hari-hari yang rawan malas bangun, biasanya hari Senin.

Mengapa hari Senin? Karena hari Minggu biasanya diisi dengan kegiatan yang santai seperti ambulasi, olah raga atau nonton TV. Beberapa siswa ada yang pergi untuk ibadat Minggu di gereja-gereja di sekitar Asrama.Suasana Minggu yang santai inilah yang secara psikologis membuat orang malas dan menggunakan waktu sepuas-puasnya untuk kesenangan pribadi. Karena itu, ketika memasuki kegiatan rutin di Seninnya, mereka merasa segar karena ada beban untuk belajar dan belajar.



Salah satu anggota Badan Pengurus LPMAK pernah memotivasi siswa-siswa penerima beasiswa ini dengan mengatakan, "Jika kamu tidak berubah, kamu sudah mati. Tak ada kemajuan tanpa perubahan. Dan yang bisa mengubah nasib itu bukan waktu bukan orang lain tetapi nasib akan diubah oleh diri sendiri. Karena itu, hargailah waktu dengan sebaik-baiknya dan jadilah siswa yang produktif yang siap berpartisipasi membangun daerah dengan lebih baik".

Bangun pagi dan olah raga pagi adalah aturan asrama yang sudah terbukti membuat siswa terbiasa dengan pola hidup sehat yang merupakan bagian dari kecerdasan fisik yang menyehatkan badan. Tak hanya itu, bangun pagi dna olah raga termasuk dalam pembentuk karakter siswa.

Selasa, 24 September 2013

If You Don't Change, You Died


TOMOHON, Losnito - Siang itu, langit di sekitar Gunung Lokon cerah dan terasa menghangat di badan. Sesudah makan siang, tiga bus biru meluncur ke Kalasey, Manado. Dua bus membawa para siswa SMA Lokon dan satu bus membawa khusus untuk siswa SMP.

Dengan masih menggunakan seragam OSIS, 72 siswa SMA dan 26 siswa SMP Lokon beserta beberapa guru dan pembina asrama, menuju ke Manado untuk mengikuti pertemuan dengan Badan Pengurus LPMAK yang datang untuk mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap para penerima beasiswa LPMAK.

“Maksud dan tujuan Monitoring BP LPMAK terhadap para penerima beasiswa LPMAK baik yang berada di Jawa, Manado dan Papua (Papua Barat), yaitu, ingin mengetahui keberadaan para penerima beasiswa yang dikirim oleh Sekretaris Eksekutif. Setiap tahun sesuai dengan rencana kerja BP LMPAK diadakan monitoring dan evaluasi baik secara dekat maupun jauh. Hari ini dilaksanakan secara dekat untuk mengecek apakah benar siswa yang dikirim ke kota studi itu benar adanya dan benar jumlahnya dan apa yang dirasakan oleh para penerima beasiswa dalam proses kegiatan belajar dan mengajar” kata Bp. Emanuel Kemong membuka acara itu di aula Resto Banda Kalasey, Manado Senin 23 September 2013 pukul 16.00 wita.

Pak Titus Kemong, menyampaikan di depan pengurus dan penerima bea siswa bahwa sampai sekarang ini di kota studi manado tercatat, “13 mahasiswa Unima (calon-calon guru), 22 mahasiswa UNSRAT, 20 mahasiswa Unklab, 40 mahasiswa Unika De Lasalle, 72 siswa SMA Lokon, 26 siswaSMP Lokon, 34 siswa SMA Advent Tompaso dan peserta umum 12 mashasiswa”. Kalau dijumlah semuanya menjadi 329 siswa. Dan sebentar lagi ada tambahan 14 siswa yang masuk SMP Lokon.

Dari jumlah itu, pengiriman siswa SMP baru terjadi pada tahun ini. Ke depan program SMP ini akan terus berlanjut hingga suatu saat tidak perlu lagi mengirim siswa tingkat SMA lagi dengan alasan sudah ada siswa yang lulus dari SMP.



Badan Pengurus LPMAK yaang hadir dalam pertemuan itu adalah Bp. Yohanes, Bp. Ferry Robot, Bp. Emanuel Kemong, Bp. Titus Kemong, Bp. Abraham Timang, dan Bp. Yohanes Lesubun, Sekretaris Bapeda Serta MC Fabian Magal.

Bapak UYohanes Lesubun (52 th), menyelesaikan SMP di Kokonao, lalu sekolah SPG di Jayapura, dengan bea siswa Keuskupan melanjutkan diploma musik di Yogyakarta. Setelah lulus diploma, lalu tugas di Wamena untuk mendampingi masyarakat dan menjadi guru. Sambil mengajar, beliau menjadi mahasiswa Universitas Terbuka hingga 1996 di wisuda di Jakarta. Setelah wisiuda lalu menjadi kepala sub pendidikan dasar di P dan K. Setelah 30 tahun di Wamena kemudian minta pindah ke Mimika ke kampung halaman. Sambil bekerja, beliau mengikuti pendidikan S2 di Universitas Cendrawasih, Jayapura untuk meraih gelar Magister Managemen Pendidikan. Dan lulus. 

 Dalam memotivasi para penerima bea siswa, beliau mengatakan bahwa (1)    If you don’t change, you die. Apabila anda tidak berubah, anda sudah mati. Berubah bagian dari kehidupan, tak ada kemajuan tanpa perubahan.


(2)    Orang yang berhenti belajar, dia pemilik masa lalu. Orang yang terus belajar adalah pemilik masa depan. Tak ada pintu lain selain belajar. Waktu tidak berubah nasib, yang merubah nasib adalah diri kita sendiri.



Ingat, para siswa mempunyai tanggung jawab berat untuk membangun daerah sendiri dengan cara menjadi siswa-siswa yang produktif. Dari laporan dari berbagai kota studi, tak sedikit para siswa yang prioritasnya bias atau berimbasnya prioritas diri ke mana-mana karena pengaruh pergaulan. Ini dipengaruhi oleh lingkungan dan teman pergaulannya.

Lingkungan dan teman itu seperti cermin. Lihatlah wajahmu dalam cermin itu. Sebaik-baiknya wajahmu, seganteng apapun atau secantik apapun, kalau kau bercermin pada cermin yang rusak maka jadinya bengkok-bengkok. Kau bisa rusak karena lingkungan dan pergaulan. Jika anda gagal krena rusak diri dalam belajar maka betapa mahalnya untuk memperbaiki. Berapa juta rupiah yang terbuang percuma karena ada siswa yang gagal dalam menyelesaikan pendidikan.

Trilyunan rupiah sudah dikeluarkan untuk pendidikan setiap tahun. Dan habis dalam waktu ima jam per hari dari jam 7 hingga jam 12. Lalu, 9 jam sisa menjadi ancaman bagi orang Papua. Kami kalah bukan karena akademi tetapi kami kalah karena sistem. Generasi baru kita amankan selama 24 jam per hari dengan ada yang bertanggungjawab dan dan mendampingi. Dan itulah yang dilakukan oleh LPMAK.

Nasehat lain yang perlu diingat oleh dalam belajar, para penerima bea siswa harus jalan terus sampai waktu habis dengan jelas. Kalau lima tahun ya diselesaikan dengan lima tahun jangan diperpanjang. Kalau bisa akselarasi, ya akselerasi untuk mempercepat waktu studi.  Iangat, kita sudah capek ketinggalan dengan yang lain maka selesaikan masa bekajar anda tepat pada waktunya karena persaingan kerja bukan hanya dari Papua tetapi seluruh Indonesia.

Setelah tanya jawab, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan setelah selesai lalu pulang.

Jumat, 06 September 2013

Asal Usul Suku Kamoro

Tulisan ini disalin dari tutur kata siswa Matrikulasi yang bercerita tentang asal usul suku Kamoro. Setelah dicek, rupanya cerita itu sama dengan yang disalinulang oleh Stefanus Rahangiar (1995), yaitu salah seorang peneliti yang mengemukakan bahwa orang Kamoro berasal dari komodo yang terletak di sungai Binar di bagian Timur daerah Mimika. 

Cerita ini bermula dari, ditemukannya sebutir telur oleh seorang anak kecil di tepi pantai. Kemudian sianak membawa kerumahnya. Telur tersebut tidak dimasak, tidak juga dirusak, malahan sianak menyimpan dan merawatnya. Selang beberapa hari kemudian telur tersebut menetas. Tetasan tersebut adalah seekor Komodo . Hari kehari, komodo tersebut bertumbuh dan lama-kelaman menjadi besar dan dewasa. Komodo yang besar tersebut, diluar dugaan memakan seluruh penduduk dikampung tersebut, yang tersisa hanya seorang ibu yang tengah hamil. 

Setelah penduduk itu habis dimakan, Komodo itu beristirahat di sebuah pulau dekat Sungai Binar. Pada saat itu, Ibu tersebut melahirkan seorang anak laki-laki yang segera tumbuh menjadi seorang pemuda yang dewasa. Di sini anak tersebut mendengar cerita dari Ibunya tentang kejadian yang menimpa keluarganya. Maka timbul niat dari anak ini untuk balas dendam. Ibu itu bernama Mbirokateya sedangkan anaknya bernama Mbirokateyau. 


Dalam upaya membunuh hewan Komodo, Mbirokateyau mendapat petunjuk dari para leluhurnya lewat mimpi. Mimpi ini mulai dijalankannya dengan mendirikan empat buah rumah berturut-turut, dari arah tepi pantai ke bagian darat. Rumah pertama(Kewa Kame), rumah kedua(Tauri Kame), rumah ketiga(Kaware Kame) dan rumah keempat(Ema Kame). 

Rumah keempat ditempati oleh Ibunya dan rumah pertama ditempati oleh sianak ini sambil memukul tifa dan bernyanyi seakan-akan sedang berpesta. Hal ini dilakukan untuk memberi perhatian kepada Komodo tersebut, yang menyangka bahwa tidak ada manusia lagi disekitarnya. Situasi ini mengundang Komodo ini menyerang rumah tersebut. Saat hewan itu memporak-porandakan rumah, maka peralatan yang digunakan untuk menghujani tubuh hewanlah yang telah menyelamatkan sianak dari rumah kedua sampai rumah keempat, dan akhirnya Komodo ini mati terimpa alat-alat perang.

Kemudian si anak memotong dagingnya menjadi empat bagian dengan ukuran yang sama besar dan melemparkannya ke empat penjuru mata angin. Lemparan pertama kebagian Timur sambil berkata Umuru we yang kemudian dipercaya telah menjadi orang Asmat di Merauke. Lemparan kedua diarahkan kebagian Barat sambil berkata Kamoro we dan akhirnya tercipta manusia suku Kamoro. Lemparan ketiga ke arah Utara yang akhirnya tercipta orang pegunungan dan lemparan keempat diarahkan ke bagian Selatan sambil berkata Semopano we, yang akhirnya menjadi suku Sempan di Timika.

Diceritakan oleh siswa-siswa Matrikulasi SMA Lokon, yaitu Adreanus Onowane, Samuel Kora, Yosep Meraweyau, Angela Amisin.